William Kennewell sangat gemar menenggak minuman ringan. Tiap hari, ia mampu menghabiskan enam sampai delapan liter minuman ringan. Sebagian besar adalah Minuman ringan jenis cola. Sebetulnya, dokter gigi sudah melarang Kennewell mengonsumsi cairan bersoda secara berlebihan. Tapi ia tak pernah mengindahkannya.
Kini usia Kennewell menginjak 25 tahun, dan ia terpaksa hidup hanya dengan 13 gigi. Sedangkan puluhan gigi lainnya telah dihancurkan minuman ringan. Bahkan cairan itu menyisakan racun di dalam tubuhnya.
"Ada yang mengatakan ke saya bila orang normal memiliki 23 gigi," Kennewell berbicara di Koran The Advertiser, Selasa, 5 Februari 2013. "Tapi gigiku tinggal 13 buah, dan semuanya harus dicabut karena pembusukan."
Sebetulnya, gigi pada orang dewasa berjumlah 28 hingga 32 buah. Angka itu tergantung pada pertumbuhan gigi setiap orang. Gigi Kennewell tandas kala ia bekerja di dunia perhotelan. Di sana, ia memiliki akses yang mudah untuk mendapatkan minuman kesukaanya. Apalagi, Kennewell tidak suka mengonsumsi air putih.
Gigi Kennewell membusuk karena ada keracunan pada cairan darahnya. Akibatnya, Kennewell kerap jatuh sakit. "Tapi kini saya sudah sehat lagi, sejak menggunakan gigi palsu," ujar Kennewell.
Kasus kehancuran gigi Kennewell karena minuman bersoda ini kemudian dijadikan contoh bagi ahli kesehatan Australia. Mereka menyodorkan permasalahan Kennewell kepada anak-anak dan remaja agar menghindari minuman ringan yang mengandung soda serta gula buatan. Misalnya saja dokter Jason Armfield, peneliti senior Pusat Penelitian Kesehatan Oral, Australia, pernah menyerukan pencantuman peringatan kerusakan gigi pada label minuman ringan.
Dalam penelitiannya, Armfield telah menelaah 16.800 gigi anak-anak Australia. Hasilnya, 56 persen anak berusia lima sapai 16 tahun mengonsumsi setidaknya segelas minuman ringan atau jus dalam satu hari. (Sumber: TEMPO.CO)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar